Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Borneo Tarakan
(UBT), belum memiliki rencana melakukan aksi solidaritas seperti yang dilakukan
mahasiswa di kampus – kampus lain diluar daerah terkait koin untuk australia
yang telah mengungkit bantuan untuk
korban tsunami Aceh 2004 silam, dimana pemerintah Australia meminta kepada
pemerintah Indonesia membatalkan kasus terpidana eksekusi mati warga negaranya
yang melakukan pengedaran narkoba di Indonesia.
BEM UBT tengah berfokus pada perbaikan sistem keorganisasian
di Internal dan program – program yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini,
sehingga hal ini menyebabkan pihaknya tidak melakukan aksi solidaritas tersebut,
Lutfi Fahmi selaku Ketua BEM mengungkapkan sangat mengapresiasi sikap
pemerintah Indonesia atas eksekusi mati terpidana kasus pengedar narkoba di
Indonesia.
“memang seharusnya ada, namun sejauh ini kita memperbaiki
sistem internal organisasi karena ada beberapa program – program kita yang
belum jalan itu yang mau kita optimalkan” Fahmi sapaan akrabnya.
Fahmi menambahkan, diharapkan agar Pemerintah
Australia tidak terlalu berlebihan, dan dapat melihat persoalan ini dengan
objektif, Sehingga dapat mempertimbangkan sikapnya dalam Membela warga negaranya
yang tersangkut kasus narkoba dan efek negatif yang ditimbulkan dari peredaran
narkoba terhadap generasi bangsa Indonesia.